Jumat, 30 Agustus 2013


JADWAL PERKULIHAN SEMESTER GASAL 2012/2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KELAS  C

KODE

MATA KULIAH

SKS

HARI

JAM

RUANG

NAMA DOSEN

MKK 3213

Pengantar Pendidikan

2

SENIN

13.30-15.10

R.3

Dr. Helena Opit, Msi











MKK 3310

Organisasi dan Arsitektur Komputer

3

SENIN

16.10-18.40

R.8

Sondy Kumajas, ST, MT













MKK 3311

Basis Data

3

SELASA

13.30-16.00

R.3

Drs. D. Wonggo, MT















MKK 3214

Komunikasi Data

2

SELASA

16.10-17.50

R.8

Dra. M. Manoppo, MAP















MKK 3321

Pemrograman Berorientasi Obyek

3

RABU

13.30-16.00

R.3

Dr. Herdy Liow, M.Eng
L. Karundeng, ST











MKK 3213

Teori Bahasa Otomata

2

RABU

16.10-17.50

R.8

Trudi Komansilan, ST, M.Sc















MKK 3215

Sistem Multimedia

2

KAMIS

13.30-15.10

R.3

Trudi Komansilan, ST, M.Sc













MKK 3316

Rekayasa Perangkat Lunak

3

KAMIS

16.10-18.40

R.8

Vivi P. Rantung, ST., MISD














Minggu, 07 Juli 2013

Renungan MTPJ GMIM 7-13 Juli 2013

Tema Mingguan: "Allah adalah Transformator budaya"
Tema Bulanan: "Gereja yang misioner dan transformasi sosial"
Bahan Alkitab:
  • Rut 4:1-17
  • Kisah Para Rasul 17:16-34
ALASAN PEMILIHAN TEMA
     Gereja sebagai buah dari pekerjaan Roh Kudus dipanggil dan diutus untuk mengerjakan misi Allah (missio Dei) kepada dunia di sepanjang sejarah dan dalam kepelbagaian kebudayaan manusia. Karl Barth (1932) mengartikulasikan bahwa misio Dei adalah suatu tindakan kreatif Allah sendiri. Jika Allah mempercayakan misi-Nya kepada gereja, maka kehadiran gereja di berbagai zaman dan tempat seharusnya menjadi tanda kehadiran Allah sendiri kepada setiap komunitas manusia yang hidup dalam ruang kemajemukan budaya dan zaman yang terus berubah.
Hakikat misio Dei yang mencakup kabar baik penyelamatan Allah kepada seluruh bangsa, segala kebudayaan dan di semua tempat, sering disempitkan artinya dalam praksis misi gereja. Perlu menjadi tanda awas bahwa Gereja masa kini sering tidak dapat menembus budaya-budaya ketika misi gereja terarah hanya kepada pemberitaan Injil secara verbal untuk penyelamatan jiwa-jiwa, dan penanaman gereja (pembiakan/perluasan) secara spiritualistik saja. Sayangnya ada penginjilan yang berapi-api, mujizat penyambuhan, sangat sering dilakukan oleh sekelompok orang Kristen dalam rangka membujuk untuk pindah denominasi. Ruang diskusi dan dialog gereja dengan sesama yang berbeda iman untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama, perdamaian dan persaudaraan sejati sesama manusia sudah sangat terbatas. "Arogansi" dalam bermisi sering meruntuhkan bangunan budaya hidup bersama yang harmonis dalam suatu lingkungan masyarakat yang majemuk, seolah-olah Allah tidak hidup dalam kebudayaan, padahal jika kita menyelami lebih dalam kisah Naomi, Rut dan Boas dalam Kitab Rut 4:1-17 serta kisah Paulus dalam Kisah Para Rasul 17:16-34 justru membuktikan bahwa Allah adalah transformasi budaya itu sendiri.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
1. Rut 4:1-17
     Teks ini merupakan epilog dari kisah seorang perempuan Moab bernama Rut yang memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya, keluarganya bahkan allah dari kebudayaannya. Dia lalu berkeputusan mengikuti Naomi, ibu mertuanya untuk berbagi masa depan yang belum pasti di Betlehem tanah Yehuda (Psl 1:16). Keputusan yang diambil oleh Rut untuk menemani Naomi mengalami kepahitan hidup bersama dan mengakui bangsa Naomi sebagai bangsanya juga, bahkan menjadilan Allah Naomi sebagai Allah-nya adalah sebuah keputusan yang mengubah kehidupan Rut.
Para ahlikitab mengakui bahwa, tidak ada kasih seorang menantu yang dapat disetarakan dengan kasih Rut kepada Naomi dalam seluruh isi Alkitab. Penerimaan, pengertian, toleransi dan kasih yang tulus dari mendiang suami dan keluarganya, mungkin menjadi kumpulan pengalaman sangat bermakna bagi Rut. Dan pasal 4 pembacaan kita menutup kisah cinta ini dengan perkawinan levirat antar Boas dan Rut, dan penebusan tanah milik Elimelekh. Kata levir (Latin: Ipar laki-laki). Perkawinan levirat dijelaskan dalam Ulangan 25:5-10 sebagai bagian dari hukum Musa. Artinya, apabila seorang laki-laki mati dan tidak meninggalkan anak laki-laki, istrinya harus dikawini oleh saudara laki-laki dalam lingkungan keluarga. Rut dan Naomi akhirnya mengalami kehidupan yang berbahagia. Rut kemudian melahirkan anak pertama dari Boas yang diberi nama Obed. Obed adalah kakek dari raja Daud. Inilah garis keturunan yang dipakai Allah untuk melaksanakan misi penyelamatan melalui Yesus Kristus.
2. Kisah Para Rasul 17:16-34
Teks ini menceritakan kisah Paulus di Atena, kota Yunani yang terkenal karena kehebatan intelektual masyarakatnya. Banyak filsafat lahir dari kebudayaan paganisme (penyembah berhala) orang Atena. Karena itu rasul Paulus sangat sedih. Hatinya bergejolak ingin memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang Atena. Dia pun menggunakan pendekatan budaya dan kebiasaan setempat, agar dapat menjumpai orang-orang Atena dan berdiskusi dengan mereka. Paulus masuk ke pasar (Yun: "agora") untuk bertukar pikiran, berdialog dan mungkin beradu argumen dengan setiap kumpulan orang yang dijumpainya. Pasar yang dimaksud adalah tempat yang ramai dikunjungi orang, dimana di sana sering terjadi debat publik dalam membicarakan sesuatu. Orang Atena sangat senang berdiskusi dan gemar pengetahuan. Mereka akan rela meninggalkan pekerjaan untuk mendengar dan mengetahui hal-hal baru (ay.21).
Alkitab mencatat bahwa orang-orang yang sering berkumpul di sana adalah mereka yang berasal dari golongan Epikuros dan Stoa (ay.18). Kelompok Stoa dan Epikuros adalah kelompok penganut agama filsafat dunia kafir Helenis. Mereka dalah aliran filsafat yang terkuat dan sangat berpengaruh pada masa itu. Pokok-pokok ajaran Epikuros dan Stoa agak berbeda, namun inti ajaran mereka hampir sama yaitu untuk menciptakan kebahagiaan manusia (hedonisme). Mereka mempercayai adanya Tuhan yang bersifat materi dan tidak percaya adanya kebangkitan dan kehidupan setelah kematian. Merekalah yang sering bertanyajawab dengan Paulus dan menyebutnya "sipeleter" sebagai ungkapan ejekan pada Paulus, yang dalam bahasa Manado: berarti "banyamulu".
Makna dan Implikasi Firman
     GMIM masa kini dihadirkan Tuhan di tengah-tengah masyarakat majemuk Indonesia yang sangat dinamis. Kita tidak hidup sendiri dalam suatu wilayah yang homogen dan statis, tetapi berhadap-hadapan dengan kebudayaan dan peradaban masyarakat yang terus berubah. Banyak tantangan sekaligus peluang bagi GMIM sebagai gereja Tuhan untuk melaksanakan misio Dei. Salah satu term dari visi GMIM adalah bagaimana GMIM menjadi gereja yang inklusif, atau bagaimana GMIM menjadi gereja bagi sesama manusia (church for others). Kisah Rut dan cerita pelayanan Paulus di Atena mengajak kita semua untuk melihat bersama metode misi yang kita gunakan saat ini.
Pertama, dari kita Rut kita belajar, meskinpun berbeda kebudayaan dan iman dengan keluarga Elimelekh, tetapi Rut menerima kasih dan penghargaan yang utuh dari mereka tanpa sekat-sekat ras dan agama. Akibatnya Rut mengimani Allah Israel (1:16), sehingga perilaku inklusif seperti inilah yang menjadi sarana transformasi iman bagi Rut.
Kedua, dari rasul paulus kita dapat belajar tentang metode misinya yang luar biasa. Dia dapat masuk di pasar untuk berdiskusi menggunakan gagasan-gagasan mereka tentang "allah". Melalui diskusi, Paulus melakukan transformasi cara pandang tentang Allah. Sehingga meskinpun dijuluki "sok tahu", Paulus tidak ditolak. Beradaptasi dan menghargai budaya lokal untuk melakukan misi, sangat penting.
Jadi tanpa harus berkhotbah di lapangan dan tanpa harus membuat mujizat, hanya dengan berdiskusi saja rasul Paulus dapat mengubah cara pandang dan iman orang-orang Atena kepada Allah. Hanya dengan menerima dan memperlakukan "orang berkeyakinan lain" sebagai sesama manusia, Rut akhirnya mengambil keputusan untuk percaya kepada Allah Israel yang hidup. Dengan demikian, missio Dei adalah karya Allah sendiri yang memakai gereja dan siapa saja yang mau dipakaiNya untuk mentransformasi dunia bagi kehendakNya. Bukan sebaliknya!

PERTANYAAN DISKUSI
  • Apa kata teks Alkitab tentang misi?
  • Sudahkah GMIM menjadi gereja yang inklusif terbuka dan menerima kebudayaan/agama lain? Berikan contoh-contoh konkrit pelayanan GMIM yang inklusif!
  • Apa evaluasi saudara terhadap metode bermisi gereja-gereja masa kini?
  • NAS PEMBIMBING: Filipi 2:10-11
POKOK-POKOK DOA
  • Bagi misi perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan dalam gerekan oikumenis gereja-gereja seluruh dunia.
  • Bagi misi Pekabaran Injil dalam masyarakat majemuk Indonesia.
  • Bagi misi pemeliharaan budaya sebagai sarana kesaksian. Tuhan menggerakkan jemaat-jemaat GMIM untuk menjadi Misioner yang inklusif.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: Hari Minggu Bentuk I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NKB No.1
Sesudah Nas Pembimbing: NNBT No.3
Pengakuan Dosa: KJ No.467
Berita Anugerah: KJ No.39
Sesudah Pengakuan Iman: KJ No.280
Sesudah Hukum Tuhan: KJ No.282:4
Persembahan: KJ No.428
Penutup: KJ No.432
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
Renungan dan Aplikasi Kristen Gratis: Download Aplikasi Kristen Gratis