Senin, 04 Maret 2013
KEMANA ORANG SETELAH MENINGGAL?
1. Pengantar
Judul diatas adalah sebuah pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak kita. Pertanyaan ini muncul begitu saja karena sebagai manusia, kita memiliki rasa ingin tahu yang besar. Kematian buat sebagian besar orang, adalah peristiwa yang mena kutkan, namun tidak bisa dihindari bahwa semua orang pasti akan mengalaminya. Ketakutan orang terhadap kematian kebanyakan disebabkan oleh tidak ingin berpisah dengan orang yang kita kasihi; tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kita meninggal; dan salah satunya adalah pertanyaan yang menjadi judul bulletin pembinaan ini kemanakah kita pergi setelah meninggal?
Buletin edisi pertama ini akan membahas dan menolong kita menemukan jawaban yang muncul dalam benak kita itu. Topik ini sudah dibahas terlebih dahulu dalam PA Jemaat pada tanggal 5 Maret 2004.
2. Tempat Orang yang telah Meninggal
Salah satu pertanyaan teologis yang menjadi polemik ketika kita bicara tentang keadaan setelah orang meninggal adalah masalah apakah ada tempat perhentian. Sebab di satu sisi ketika kita melihat jenazah, kita akan berkata, “dia telah kembali ke rumah Bapa di sorga.” Sementara itu kita ingat akan pemahaman iman Kristen bahwa akan ada hari penghakiman pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Hal ini membuat kita bertanya kritis, “apakah orang yang telah di rumah Bapa itu akan turun lagi untuk dihakimi? Atau benarkah orang yang meninggal langsung menuju sorga?”
Dalam pemahaman orang Yahudi dan ini nyata dalam Alkitab PL, mereka mengenal satu tempat bagi orang-orang yang sudah meninggal, yang disebut dunia orang mati (Ibrani: sye’ol – har: dunia bawah). Dunia orang mati digambarkan sebagai tempat yang mengerikan; selain tidak ada kehidupan dan keterpisahan dengan orang yang hidup, dunia ini diperuntukkan bagi orang-orang fasik dan berdosa (lih. Bil. 16:33; Maz. 9: 18). Namun dunia orang mati ini tidak bisa dihindari oleh setiap orang yang meninggal (band. 2 Sam. 22: 6; Maz. 139: 8). Dunia orang mati adalah tempat yang suram dan ingin dihindari.
Gambaran dunia orang mati dalam Alkitab PB tidak jauh berbeda dengan PL. Orang-orang yang telah meninggal akan masuk dalam kerajaan maut (Yunani: hadesy); (band. Kisah 2: 27; Wah. 20: 13-14). Bahkan ada satu istilah Yunani yang ingin menggambarkan gelapnya dunia orang mati itu yaitu abysos (tempat yang tidak terduga dalamnya).
Pertanyaannya sekarang adalah mengapa dunia orang mati/kerajaan maut digambarkan begitu mengerikan dan suram; dan kalau bisa dihindarkan? Karena tradisi Yahudi memahami dunia ini terdiri dari tiga bagian: dunia atas di mana Allah yang berkuasa; dunia tengah dimana manusia yang menguasainya; dan dunia bawah yang dikuasai oleh iblis. Pemahaman inilah yang kemudian mempengaruhi pandangan tentang dunia orang mati sebagai tempat iblis dan maut berkuasa (band. Wah. 20: 13 kata maut dan kerajaan maut digandengkan).
Satu hal yang dapat kita simpulkan dalam pandangan PL dan PB ini adalah setelah manusia meninggal, siapapun juga orangnya, akan masuk dunia orang mati/kerajaan maut.
3. “Shelter” Tunggu dikuasai oleh Kristus
Jika dunia orang mati/kerajaan maut dikuasai oleh iblis dan maut, pertanyaan kritis selanjutnya adalah mengapa kita memahami orang yang meninggal kembali ke rumah Bapa? Bahkan ada gambaran yang berbanding terbalik dengan gambaran dunia orang mati, bahwa rumah Bapa itu menyenangkan. Mana yang benar?
Salah satu pertanyaan misterius dari peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus adalah kemana Kristus selama tiga hari setelah mati dan sebelum kebangkitan-Nya? Apa yang dilakukan-Nya selama tiga hari? Mengapa Dia tidak langsung bangkit saja pada hari pertama, tokh Dia adalah Allah?
Kita bersyukur, pertanyaan ini bukanlah misteri. Karena Alkitab dengan jelas menjawabnya, sama seperti manusia, Yesus Kristus pun masuk ke dunia orang mati/kerajaan maut ini selama tiga hari tiga malam (lih. Mat. 12: 40 kata-kata “rahim bumi” ditafsirkan sebagai dunia orang mati; Roma 10: 7 “Siapa yang akan turun ke jurang maut? Yaitu untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati”). Apa yang Yesus lakukan selama tiga hari tiga malam di dunia orang mati itu? Inipun bukanlah misteri. Dia “berperang” mengalahkan maut, sehingga dunia orang mati/kerajaan maut tidak lagi dikuasai oleh iblis atau maut melainkan dikuasai oleh-Nya sehingga Dialah yang sekarang memegang kuasa dan kunci kerajaan maut (lih. Wah. 1: 18; band. 1 Kor. 15: 54 “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut dimanakah kemenanganmu. Hai maut, dimanakah sengatmu”).
Jadi jelaslah dunia orang mati/kerajaan maut pasca kebangkitan Kristus bukanlah tempat yang menakutkan dan mengerikan lagi, melainkan tempat yang menyenang kan karena yang berkuasa atasnya sekarang adalah Allah sendiri. Tidak salah apabila kita katakana bahwa setiap orang yang meninggal kembali ke rumah Bapa, karena dunia orang mati yang sekarang bertakhta adalah Bapa juga.
Dan kebangkitan Kristus tentu membawa dampak bagi setiap orang yang telah meninggal yaitu mereka akan dibangkitkan pula. Kristus sebagai yang sulung dari semua orang yang telah meninggal (1 Kor. 15:20). Tentu saja ini terkait dengan kedatangan-Nya yang kedua kali, di mana semua orang yang meninggal akan dibangkitkan dan disatukan dengan orang yang belum meninggal untuk dihakimi; dan mereka yang tetap memelihara iman akan menuju sorga yang sempurna (lih. 1 Tes. 4: 16-17).
Satu hal yang dapat disimpulkan pada bagian ini adalah dunia orang mati/kerajaan maut menjadi “shelter” (tempat) tunggu sebelum kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Dan tempat perhentian ini tidaklah menyeramkan karena Allah telah menguasainya.
4. Penutup
Pertanyaan teologis: “Kemana kita pergi setelah meninggal” terjawab sudah melalui uraian bulletin pembinaan ini.
Ada beberapa kesimpulan:
1. Setiap orang tanpa terkecuali setelah meninggal akan masuk ke dalam dunia orang mati/kerajaan maut.
2. Namun dunia orang mati/kerajaan maut itu bukanlah tempat yang gelap dan menyeramkan, melainkan tempat yang indah karena Allah sendirilah yang berkuasa setelah Kristus masuk ke dunia orang mati dan mengalahkan iblis dan maut.
3. Dunia orang mati ini merupakan tempat perhentian sebelum kedatangan Yesus Kristus kedua kali untuk menghakimi baik orang yang sudah meninggal maupun belum.
Langganan:
Postingan (Atom)