Rabu, 24 April 2013
Sikap terhadap hamba Tuhan
Renungan Kristen April 2013
Bacaan: 1 Korintus 4:1-5
Bagaimana hubungan jemaat, di tempat Anda menjadi anggota, dengan pendeta atau hamba Tuhan yang melayani di situ? Lalu bagaimana hubungan dengan hamba Tuhan lain, yang tidak khusus melayani di situ?
Jemaat Korintus sedang terpecah-belah. Mereka berkelompok-kelompok sesuai pemimpin rohani yang mereka agung-agungkan. Sebab itu, Paulus mengoreksi pemahaman mereka mengenai pemimpin rohani. Seorang pemimpin rohani adalah seorang hamba Kristus, yang dipercayakan rahasia Allah (1). Seorang hamba tentu harus menjaga kepercayaan penuh yang diberikan oleh tuannya. Bagi Paulus, ini berarti setia pada Injil yang telah dia terima dan beritakan. Maka bagi Paulus, pendapat orang Korintus tentang bagaimana ia menjaga kepercayaan dari Allah bukan merupakan suatu hal yang penting. Evaluasi pribadi tentang kinerjanya sendiri juga bukan merupakan hal yang utama (3). Apa yang penting bagi Paulus adalah penilaian Allah terhadap pelayanannya hingga suatu waktu kelak dia menerima pujian dari Allah (4-5).
Maka Paulus mengimbau orang Korintus untuk berhenti menghakimi hamba-hamba Tuhan karena sesungguhnya mereka menghakimi hanya berdasarkan apa yang mereka lihat. Sementara Tuhan mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati hamba-hamba-Nya. Lagi pula tidak sepatutnya mereka mengambil tempat Tuhan dalam menghakimi.
Ini menjadi pelajaran bagi kita dalam bersikap terhadap para hamba Tuhan. Ingatlah bahwa Tuan bagi para hamba Tuhan adalah Tuhan sendiri, bukan kita. Maka hanya Tuhan yang layak menerima pertanggungjawaban mereka. Karena itu jangan pernah memandang hamba Tuhan sebagai hamba kita, yang harus patuh pada kita dan memenuhi segala keinginan kita. Sebagai hamba Tuhan, mereka harus memprioritaskan dan melaksanakan apa yang Tuhan inginkan. Justru kita harus bersyukur atas hamba-hamba Tuhan yang setia mendorong umat untuk hidup melayani Tuhan agar kita menerima pujian juga pada hari kedatangan-Nya kelak.