1 Korintus 11:17-34
Judul: Perjamuan Tuhan bagi sesama
Berbagi hidup merupakan salah satu bentuk solidaritas menghadapi berbagai macam tantangan.
Suatu komunitas masyarakat menjadi sejahtera karena dibangun dari kemauan berbagi hidup.
Mereka berbagi informasi, pengetahuan, keterampilan, keuntungan, bahkan berbagi kerugian.
Kemiskinan dan ancaman kebinasaan di dunia ini pun dijawab oleh Yesus Kristus dengan membagi
hidup-Nya bahkan menyerahkan tubuh-Nya. Yesus membagi kemuliaan-Nya supaya manusia
menjadi mulia. Namun, kita kadang melupakan perbuatan Yesus, sehingga kita menjadi egois dan
hanya memuaskan diri sendiri.
Sejak semula, perjamuan dalam jemaat Kristen ditandai dengan berbagi makanan dan minuman.
Namun di jemaat Korintus sudah bergeser. Kebiasaan perjamuan makan bersama sebelum
perjamuan kudus berubah menjadi menikmati makanannya sendiri (17-22). Yang miskin pun
semakin tersingkir. Padahal, perjamuan kudus merupakan jalan untuk mengingat dan memberitakan
solidaritas Kristus melalui kematian-Nya bagi keselamatan dunia (23-26). Yesus menjadi miskin
supaya kita menjadi kaya. Yesus mati supaya kita hidup. Pengakuan akan tubuh dan darah Kristus
ditandai dengan sikap menghormati perjamuan kudus. Makan pada Perjamuan kudus tanpa
mengakui tubuh dan darah Kristus sama dengan mengundang hukuman bagi diri sendiri (27-34).
Sesungguhnya, tidak ada perjamuan tanpa kebersamaan. Makan sendiri dalam sebuah acara
perjamuan bersama hanya mendatangkan keburukan bahkan perpecahan dalam komunitas. Orang
yang sedang lapar dan tidak punya makanan akan merasa minder dan tersisih apabila orang yang
berpunya tidak berbagi makanan. Tuhan Yesus Kristus membagi kasih dan kemuliaan-Nya kepada
dunia ini, dan Ia tidak pernah kekurangan kasih dan kemuliaan-Nya. Ketika kita berbagi dengan
sesama, hal itu tidak akan membuat kita berkekurangan. Sebab itu, buanglah keegoisan,
kepentingan diri, dan kepuasan diri dalam perjamuan kudus atau perjamuan kasih. Wujudkanlah
kasih Kristus!