1 Korintus 9:1-12
Judul: Hak pelayan Tuhan
Mengapa tiba-tiba Paulus membicarakan hak rasuli di pasal 9 ini? Sepertinya ini topik yang tidak
berhubungan dengan pasal 8. Namun, kita bisa melihat hal ini sebagai teladan dari rasul Paulus.
Seperti nasihat Paulus agar jangan sampai pengetahuan seseorang menjadi batu sandungan bagi
orang lain (pasal 8), demikian juga hal rasuli jangan sampai mengganggu pelayanan rasul kepada
jemaat. Itu sebabnya, walau memiliki hak rasuli, Paulus memilih tidak menggunakannya demi
kepentingan pengabaran Injil (12b dst.). Di sisi lain, mungkin juga ada jemaat Korintus yang
meragukan kerasulan Paulus.
Paulus meyakinkan jemaat Korintus bahwa dia benar-benar rasul Kristus (1-3). Bukankah mereka
percaya kepada Kristus dari hasil pemberitaan Injilnya (1-2)? Gereja Korintus adalah buah pelayanan
misi Paulus. Paulus menyadari betul akan haknya sebagai seorang rasul sama seperti para rasul dan
hamba Tuhan lainnya (4-6). Untuk lebih menguatkan argumennya, Paulus membandingkan dirinya
dengan contoh lazim saat itu, yaitu kehidupan seseorang yang menjalani hidup dari hasil profesinya
(7).
Paulus mengajarkan prinsip Taurat yang terdapat di Ulangan 25:4. Paulus menjelaskan bahwa
seorang pembajak mengharapkan hasil bajakan sama seperti pemilik pengirikan mengharapkan hasil
gandum yang diirik. Bukan hanya lembu, tetapi pemilik pengirikan juga harus menikmati hasil
pengirikan tersebut! Bagi Paulus itu berarti seorang pemberita Injil berhak menikmati berkat dari
mereka yang menerima berita Injil, yaitu jemaat Korintus sendiri. Karena jemaat Korintus telah
menerima berkat rohani dari pelayanan Injil Paulus, maka tidak berlebihan kalau Paulus menerima
berkat jasmani dari jemaat Korintus (11-12a).
Kita adalah pelayan Kristus dan Tuhan menjanjikan upah bagi pelayan yang setia. Salah satu bentuk
upah adalah buah pelayanan yang dapat kita lihat, seperti pertobatan atau pertumbuhan jemaat.
Sebagai pelayan yang baik, sama seperti Paulus, bukan upah jasmani atau kepuasan jiwa yang kita
kejar.