Minggu, 19 Mei 2013

Renungan Kristen - Kemuliaan tubuh kebangkitan

1 Korintus 15:35-58
Judul: Kemuliaan tubuh kebangkitan
Paulus mengajak orang Korintus untuk berpikir bijaksana dalam mempelajari kebenaran. Ada orangorang
yang kesulitan untuk mengerti bagaimana seseorang bisa dibangkitkan, dan dengan tubuh
seperti apa mereka akan dibangkitkan.
"Hai orang bodoh!" (36) merupakan teguran yang keras, bukan untuk menghina melainkan
mengajak mereka membuka wawasan berpikir yang sangat sempit tentang kemahakuasaan Tuhan
dalam dunia ciptaan. Analogi yang Paulus berikan diharap dapat membuka pengertian mereka yang
sempit (35-38).
Kemuliaan tubuh sorgawi lebih dari tubuh duniawi (40). Tubuh alamiah kita seiring berjalannya
waktu akan semakin lemah, manusia lahiriah kita akan semakin merosot. Sedangkan manusia
batiniah, yang menjadi persiapan tubuh yang tidak kelihatan itu, bersifat mulia (42-44). Sebagaimana
kita mengambil rupa Adam ?ditaburkan dalam tubuh alamiah ? kita juga akan memakai rupa dari
yang sorgawi, yaitu Kristus sendiri. Jadi meskipun tubuh fisik kita semakin rusak, kehidupan rohani
kita boleh terus diperbarui (45-49). Yang menjadi pengharapan kita pada akhir zaman adalah bahwa
kita kelak pada kebangkitan akan memakai rupa dari yang sorgawi (49). Paulus juga mengatakan,
bahwa sesungguhnya kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua akan diubah dalam sekejap
mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (51-52).
Maut dikalahkan sebagai musuh terakhir. Maut telah ditelan oleh kemenangan (54). "Sengat maut
adalah dosa", maut adalah di mana Tuhan tidak hadir dalam hidup seseorang, dan ketika seseorang
berdosa, ia sedang mencicipi maut. Ia tidak dalam bahaya hilang dari hadirat Tuhan (55-56).
Pengharapan ini semestinya mendorong kita untuk lebih giat dalam melayani Tuhan. Alkitab
menegaskan bahwa kita harus berjaga-jaga (menjaga kualitas hidup kristen yang beriman),
mengembangkan talenta (sebagai tuntutan untuk memberikan yang terbaik) untuk menyambut
kedatangan kembali Sang Tuan. Tuhan Yesus akan datang, maka kita harus semakin bergiat dalam
pekerjaan Tuhan (58).