1 Korintus 16:1-9
Judul: Penatalayanan keuangan
Salah satu pelayanan penting yang dilakukan Paulus selama perjalanannya ialah pengumpulan "uang
persembahan" bagi orang-orang kudus dan orang-orang miskin di jemaat Yerusalem (1; Rm.15:25-
26). Motivasi dasar Paulus ialah mempersatukan orang-orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi.
Harapannya ialah pernyataan kasih dari orang-orang bukan Yahudi ini dapat membantu membangun
jembatan di antara dua kelompok tersebut (2 Kor.8-9).
Paulus memberikan saran praktis kepada jemaat untuk penatalayanan uang persembahan itu.
Persembahan tersebut diberikan pada hari pertama dari tiap-tiap minggu (2). Setiap jemaat harus
datang pada pertemuan ibadah dan memberikan persembahannya. Mereka telah menerima berkat
Tuhan, maka mereka pun bisa menjadi berkat bagi orang lain. Pemberian itu harus "sesuai dengan
apa yang kamu peroleh" ? Orang menerima banyak diharapkan memberi banyak. Orang yang
memiliki sedikit, tidak menjadikannya alasan untuk tidak memberi. Memberi sesuai dengan
kemampuan adalah penting, supaya tidak ada yang memberi dengan terpaksa (2). Paulus juga
menuntut keteraturan, dalam jemaat "menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya
jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang." Ia berharap agar mereka sudah
mempersiapkan persembahan (2).
Integritas Paulus terlihat dari cara ia menangani uang jemaat. Ia tidak terlibat langsung tetapi
mengirim utusan yang kelayakannya ditentukan oleh jemaat setempat (3). Jadi tidak ada celah bagi
siapa pun untuk menuduh Paulus memanipulasi uang tersebut.
Paulus menyatakan kerinduan untuk mengunjungi jemaat (5). Ia tidak ingin sekedar berjumpa,
melainkan tinggal agak lama di sana (6-7). Sehingga ia dapat melayani dan menolong orang-orang
bagi Kristus. Salah satu bentuknya adalah mendorong mereka terlibat dalam pelayanan
persembahan itu. Teladani Paulus yang berintegritas dalam hal keuangan. Milik kita adalah anugerah
Allah. Maka berbagi dengan yang membutuhkan adalah berbagi anugerah Allah.